/var/blog/lazuardi

Monday, November 17, 2003

Badai Matahari, Hujan Meteor dan Dua Gerhana Sepanjang Ramadhan 1424 H

eramuslim - Fenomena badai matahari terjadi pada permulaan pekan bulan Ramadhan 1424 yang baru lalu. Kantor Antariksa Jepang melaporkan mereka kehilangan kontak dengan satelit pemantau lingkungan saat badai itu terjadi. Sebelumnya, aktifitas matahari ini memang disebut-sebut akan berpengaruh pada kerja satelit dan radio komunikasi frekuensi tinggi. Aktifitas matahari ini juga mengirimkan pemandangan indah berupa aurora yang sangat spektakuler bentuknya. Semburan cahaya merah, hijau dan jingga terlihat jelas di langit selatan Texas, Arizona, dan Alabama, Amerika Serikat.

Gerhana bulan telah berlalu, yaitu pada bulan purnama 14 Ramadhan 1424 H yang baru lalu. Bumi mulai berenang menerobos hamparan debu angkasa pada 13 November 2003 pukul 17.17 GMT (14 November 2003, pukul 01.17 Wita), malam Jum'at 19 Ramadhan 1424. Debu angkasa tersebut dihasilkan oleh komet Tempel-Tuttle tahun 1499 sejauh 393 ribu kilometer. Debu angkasa itu terbakar setelah bergesek dengan atmosfer bumi. Lintasan bunga api di angkasa tersebut dikenal dengan meteor atau bintang beralih. Meteor dari debu angkasa yang dihasilkan oleh komet Tempel-Tuttle mendapat predikat meteor Leonid karena tampak pada peta fiktif bola langit di lokasi rasi bintang Leo. Puncak hujan meteor itu, yang kecepatannya sekitar 71 kilometer per detik, insya Allah akan terjadi 17 hingga 19 November 2003, 22 hingga 24 Ramadhan 1424 dalam dua gelombang.

Gerhana matahari insya Allah akan terjadi pada hari Ahad 23 November 2003 jam 22.51 TD, yaitu pada jam (22.51 + 8 + 0.01.09 = 06.52.09) Wita, tgl 24 November 2003 atau hari Senin 29 Ramadhan 1424 H. Sayang sekali di Indonesia gerhana matahari itu tidak dapat disaksikan, hanya dapat disaksikan gerhana matahari total di Antartika, sedangkan penduduk Australia dan Selandia Baru akan melihat fenomena alam itu sebagai gerhana matahari sebagian.

Gerhana matahari itu disusul oleh peralihan bulan Ramadhan ke bulan Syawwal. Pada malam Selasa (Senin malam) tgl 24 November 2003 di Makassar setelah matahari terbenam jam 17 59' 42", disusul oleh bulan terbenam jam 18 23' 42", tinggi al Hilal di ufuk barat 4 derajat 37 menit busur 31 detik busur, sehingga insya Allah al Hilal dapat diru'yah, artinya pada malam Selasa itu 1 Syawwal 1424 H sudah berwujud, artinya hari Selasa 25 November 2003 ummat Islam insya Allah akan Shalat 'Idu lFithri.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home